Bank Mandiri Taspen Berharap Bisa Masuk ke Bank Umum BUKU III Karena Bisa Mencetak Laba Bersih Rp 261 Miliar
Jakarta -Bank Mandiri Taspen (Bank Mandiri Mantap) mencatatkan laba bersih Rp261,9 miliar pada kuartal I-2021. Angka ini meningkat 34,2 persen dari periode yang sama dari tahun lalu.
Di waktu bersamaan, perusahaan juga tercatat menyalurkan kredit Rp28,59 triliun, tumbuh 27,5 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dan mendongkrak dana pihak ketiga (DPK) sebesar 28,5 persen menjadi Rp29,58 triliun.
" Bank Mandiri Mantap menatap tahun ini dengan optimisme yang terukur dan berharap segera bisa masuk ke Bank Mandiri Umum Kelompok Usaha (BUKU) III. Semoga semua cita-cita positif kami bisa terealisasi dengan kepindahan kami ke Graha Mantap ini," kata Direktur Utama Bank Mantap, Elmamber P. Sinaga, di Jakarta, Selasa (15/6).
Optimisme tersebut juga diyakini dengan keberadaan kantor pusat yang baru perusahaan di Graha Mantap dan diharapkan akan dapat meningkatkan motivasi perseroan dalam meningkatkan kinerja dan merealisasikan target bisnis, terutama di bidang pembiayaan pensiunan.
" Gedung kantor pusat yang lebih besar dan strategis lokasinya akan meningkatkan efisiensi dan koordinasi inner. Bahkan kami percaya Graha Mantap akan mampu menampung kebutuhan SDM profesional yang dibutuhkan kantor pusat dalam 5 sampai 10 tahun ke depan," ujar Elmamber.
Sementara Darmawan Junaidi mengatakan, penggunaan salah satu aset Bank Mandiri oleh perusahaan anak merupakan bagian dari inisiatif strategis untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan secara konsolidasi.
" Dengan inisiatif ini, kami berharap bisa mengoptimalkan salah satu aset produktif perseroan untuk meningkatkan efisiensi biaya operasional perusahaan anak. Saat ini, kami terus mengkaji penerapan inisiatif serupa untuk aset-aset potensial lainnya," kata Darmawan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa insentif PPnBM dari pemerintah untuk pembelian kendaraan bermotor kenyataannya belum mampu meningkatkan penyaluran kredit. Kendati, kebijakan ini berhasil mendongkrak penjualan mobil.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, mengatakan insentif PPnBM 0 persen atas mobil untuk mendorong permintaan memang berdampak positif. Namun, tidak mampu meningkatkan kredit.
Menurutnya, hal ini karena konsumen memilih membeli mobil baru secara tunai dari uang tabungannya selama pandemi Covid-19.
"Penjualan electric motor dan mobil naik, meskipun pada saat ini banyak yang tidak pakai kredit karena depositonya dan tabungannya banyak di rekening.
Karena mereka tidak bisa piknik ya ditabung, akhirnya sekarang motor mobil murah beli, tapi tidak dengan kredit.
Sehingga meskipun need motor mobil naik penjualannya, kreditnya belum," ungkap Wimboh dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI pada Rabu (2/6).
Di waktu bersamaan, perusahaan juga tercatat menyalurkan kredit Rp28,59 triliun, tumbuh 27,5 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dan mendongkrak dana pihak ketiga (DPK) sebesar 28,5 persen menjadi Rp29,58 triliun.
" Bank Mandiri Mantap menatap tahun ini dengan optimisme yang terukur dan berharap segera bisa masuk ke Bank Mandiri Umum Kelompok Usaha (BUKU) III. Semoga semua cita-cita positif kami bisa terealisasi dengan kepindahan kami ke Graha Mantap ini," kata Direktur Utama Bank Mantap, Elmamber P. Sinaga, di Jakarta, Selasa (15/6).
Optimisme tersebut juga diyakini dengan keberadaan kantor pusat yang baru perusahaan di Graha Mantap dan diharapkan akan dapat meningkatkan motivasi perseroan dalam meningkatkan kinerja dan merealisasikan target bisnis, terutama di bidang pembiayaan pensiunan.
" Gedung kantor pusat yang lebih besar dan strategis lokasinya akan meningkatkan efisiensi dan koordinasi inner. Bahkan kami percaya Graha Mantap akan mampu menampung kebutuhan SDM profesional yang dibutuhkan kantor pusat dalam 5 sampai 10 tahun ke depan," ujar Elmamber.
Sementara Darmawan Junaidi mengatakan, penggunaan salah satu aset Bank Mandiri oleh perusahaan anak merupakan bagian dari inisiatif strategis untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan secara konsolidasi.
" Dengan inisiatif ini, kami berharap bisa mengoptimalkan salah satu aset produktif perseroan untuk meningkatkan efisiensi biaya operasional perusahaan anak. Saat ini, kami terus mengkaji penerapan inisiatif serupa untuk aset-aset potensial lainnya," kata Darmawan.
Diskon Pajak mobil Tak Dorong Kredit Perbankan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa insentif PPnBM dari pemerintah untuk pembelian kendaraan bermotor kenyataannya belum mampu meningkatkan penyaluran kredit. Kendati, kebijakan ini berhasil mendongkrak penjualan mobil.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, mengatakan insentif PPnBM 0 persen atas mobil untuk mendorong permintaan memang berdampak positif. Namun, tidak mampu meningkatkan kredit.
Menurutnya, hal ini karena konsumen memilih membeli mobil baru secara tunai dari uang tabungannya selama pandemi Covid-19.
"Penjualan electric motor dan mobil naik, meskipun pada saat ini banyak yang tidak pakai kredit karena depositonya dan tabungannya banyak di rekening.
Karena mereka tidak bisa piknik ya ditabung, akhirnya sekarang motor mobil murah beli, tapi tidak dengan kredit.
Sehingga meskipun need motor mobil naik penjualannya, kreditnya belum," ungkap Wimboh dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI pada Rabu (2/6).
Komentar
Posting Komentar