Pasar Daging Binatang yang Sangat Tidak Lazim Untuk di Lihat Bagi Orang Baru
Tomohon - Seorang pembeli memilah daging ular piton sanca batik yang menggantung di kail. Pemandangan ini memang menjadi hal yang sudah biasa di pasar daging hewan liar Tomohon.
Pasar ini tenar hingga ke penjuru dunia berkat keunikannya. Bukan daging ikan, ayam, sapi, atau kambing, namun ular, tikus, anjing hingga kucing.
Memiliki nama resmi Pasar Beriman, pasar ini menjual aneka binatang yang tak lazim. Lokasinya berada di Desa Paslaten Satu, Tomohon Timur, Kota Tomohon, Sulawesi Utara.
Selera dan lazimnya binatang konsumsi tiap daerah berbeda-beda. Bagi masyarakat Minahasa merupakan hal biasa. Namun masyarakat luar akan menelan ludah dalam-dalam.
Wisatawan luar Tomohon bahkan merasa tak iba melihat raut anjing serta binatang lain yang dikurung menanti ajal. Perasaan ngeri dan tak nyaman menyelimuti saat melihat tubuh hewan phony. Membayangkan nantinya bakal jadi santapan di meja makan.
Pasar daging hewan phony Tomohon sudah ada sejak zaman Belanda. Keanekaragaman satwa di hutan Sulawesi Utara membuat masyarakat Tomohon mengonsumsinya untuk kebutuhan protein harian.
Mengerikan, kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi hewan di Pasar Beriman Tomohon. Hewan phony yang masih hidup ditempatkan pada kurungan. Kondisinya makin mengerikan saat melihat langsung proses mematikan hewan. Mudah ditemui tempat penjagalan yang terkesan ngeri. Biasanya, hewan seperti anjing akan digorok. Setelah mati bulu hewan akan dibakar.
Tubuh tikus, kelelawar, anjing, kucing ditusuk menggunakan batang kayu. Kayu tersebut berfungsi sebagai pegangannya. Bulunya terbakar dan melekat pada kulit.
Tubuh hewan liar tersebut menjadi hitam pekat. Kulit yang menghitam akan dikerok dengan pisau tajam, hingga siap dipajang kepada pelanggan. Jika ada pembeli, daging akan dicincang hingga nampak berdarah-darah.
Bau anyir menusuk hidung saat melangkah lebih dalam ke pasar. Hewan akan diletakkan pada meja jual. Anjing, kucing, tikus hutan, kelelawar atau paniki, biawak, babi rusa, ular mudah ditemui di pasar ini.
Bahkan dulunya mereka memperdagangkan daging monyet hitam yang kemudian dilarang. Sedangkan jenis tikus bukanlah tikus gorong-gorong, melainkan tikus hutan berekor putih.
Pasokan hewan liar di pasar ini kebanyakan berasal dari luar Kota Tomohon. Misalnya ular piton, kelelawar, dan paniki yang harus didatangkan dari luar Minahasa.
Pasalnya ketiga hewan ini sudah jarang ditemui di Sulawesi Utara. Berbeda dengan anjing, babi, dan kucing yang masih mudah di jumpai bahkan di ternakkan. Pasar mendapatkan pasokan daging dari pengepul, peternak, hingga perorangan yang berburu di hutan atau mengambilnya dari jalanan.
Banyak wisatawan yang datang karena penasaran dengan keberadaan pasar daging hewan liar di Tomohon. Penasaran mereka terpenuhi dengan perasaan yang beragam. Pemandangan mencengangkan, miris, mengerikan dan bahkan takjub. Suasananya berbeda dari pasar tradisional pada umumnya.
Harga daging hewan phony di Pasar Tomohon tercatat lebih murah. Harga daging ular rata-rata 50 ribu per kilonya. Sedangkan daging kelelawar dengan harga Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu tergantung ukuran.
Berbagai food selection hidangan disajikan berbahan dasar daging hewan phony. Rica-rica, bumbu kecap hingga hanya dibakar dengan arang.
Banyak professional kontra yang timbul atas fenomena perlakuan para pedagangnya. Berbagai komunitas penyuka satwa memprotes apa yang ada di Pasar Beriman Tomohon. Kucing dan anjing misalnya, pernah digugat agar tidak dijadikan sebagai komoditas Pasar Tomohon.
Bagi masyarakat minahasa kurang lengkap rasanya jika tak menyantap daging lhewan phony dari Pasar Tomohon. Pasar Beriman Tomohon dapat dijangkau dengan menempuh 1 jam perjalanan dari Kota Manado.
Gudang Kuliner Ekstrem ini telah menjadi perhatian masyarakat dunia. Meskipun bukan menjadi wisata prioritas keunikannya berhasil menyedot wisatawan untuk berdatangan.
Pasar ini tenar hingga ke penjuru dunia berkat keunikannya. Bukan daging ikan, ayam, sapi, atau kambing, namun ular, tikus, anjing hingga kucing.
Memiliki nama resmi Pasar Beriman, pasar ini menjual aneka binatang yang tak lazim. Lokasinya berada di Desa Paslaten Satu, Tomohon Timur, Kota Tomohon, Sulawesi Utara.
Selera dan lazimnya binatang konsumsi tiap daerah berbeda-beda. Bagi masyarakat Minahasa merupakan hal biasa. Namun masyarakat luar akan menelan ludah dalam-dalam.
Wisatawan luar Tomohon bahkan merasa tak iba melihat raut anjing serta binatang lain yang dikurung menanti ajal. Perasaan ngeri dan tak nyaman menyelimuti saat melihat tubuh hewan phony. Membayangkan nantinya bakal jadi santapan di meja makan.
Pasar daging hewan phony Tomohon sudah ada sejak zaman Belanda. Keanekaragaman satwa di hutan Sulawesi Utara membuat masyarakat Tomohon mengonsumsinya untuk kebutuhan protein harian.
Mengerikan, kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi hewan di Pasar Beriman Tomohon. Hewan phony yang masih hidup ditempatkan pada kurungan. Kondisinya makin mengerikan saat melihat langsung proses mematikan hewan. Mudah ditemui tempat penjagalan yang terkesan ngeri. Biasanya, hewan seperti anjing akan digorok. Setelah mati bulu hewan akan dibakar.
Tubuh tikus, kelelawar, anjing, kucing ditusuk menggunakan batang kayu. Kayu tersebut berfungsi sebagai pegangannya. Bulunya terbakar dan melekat pada kulit.
Tubuh hewan liar tersebut menjadi hitam pekat. Kulit yang menghitam akan dikerok dengan pisau tajam, hingga siap dipajang kepada pelanggan. Jika ada pembeli, daging akan dicincang hingga nampak berdarah-darah.
Bau anyir menusuk hidung saat melangkah lebih dalam ke pasar. Hewan akan diletakkan pada meja jual. Anjing, kucing, tikus hutan, kelelawar atau paniki, biawak, babi rusa, ular mudah ditemui di pasar ini.
Bahkan dulunya mereka memperdagangkan daging monyet hitam yang kemudian dilarang. Sedangkan jenis tikus bukanlah tikus gorong-gorong, melainkan tikus hutan berekor putih.
Pasokan hewan liar di pasar ini kebanyakan berasal dari luar Kota Tomohon. Misalnya ular piton, kelelawar, dan paniki yang harus didatangkan dari luar Minahasa.
Pasalnya ketiga hewan ini sudah jarang ditemui di Sulawesi Utara. Berbeda dengan anjing, babi, dan kucing yang masih mudah di jumpai bahkan di ternakkan. Pasar mendapatkan pasokan daging dari pengepul, peternak, hingga perorangan yang berburu di hutan atau mengambilnya dari jalanan.
Banyak wisatawan yang datang karena penasaran dengan keberadaan pasar daging hewan liar di Tomohon. Penasaran mereka terpenuhi dengan perasaan yang beragam. Pemandangan mencengangkan, miris, mengerikan dan bahkan takjub. Suasananya berbeda dari pasar tradisional pada umumnya.
Harga daging hewan phony di Pasar Tomohon tercatat lebih murah. Harga daging ular rata-rata 50 ribu per kilonya. Sedangkan daging kelelawar dengan harga Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu tergantung ukuran.
Berbagai food selection hidangan disajikan berbahan dasar daging hewan phony. Rica-rica, bumbu kecap hingga hanya dibakar dengan arang.
Banyak professional kontra yang timbul atas fenomena perlakuan para pedagangnya. Berbagai komunitas penyuka satwa memprotes apa yang ada di Pasar Beriman Tomohon. Kucing dan anjing misalnya, pernah digugat agar tidak dijadikan sebagai komoditas Pasar Tomohon.
Bagi masyarakat minahasa kurang lengkap rasanya jika tak menyantap daging lhewan phony dari Pasar Tomohon. Pasar Beriman Tomohon dapat dijangkau dengan menempuh 1 jam perjalanan dari Kota Manado.
Gudang Kuliner Ekstrem ini telah menjadi perhatian masyarakat dunia. Meskipun bukan menjadi wisata prioritas keunikannya berhasil menyedot wisatawan untuk berdatangan.
Komentar
Posting Komentar